HIJAB
PUNUK UNTA
Rasulullah Shallallahu ’Alaihi Wa
‘Ala Alihi Wa Sallam bersabda”
( صنفان
من أهل النار لم أرهما قوم معهم سياط كأذناب البقر يضربون بها الناس ونساء كاسيات
عاريات مائلات مميلات رؤوسهن كأسنمة البخت المائلة لايدخلن الجنة ولا يجدن ريحها
وان ريحها لتوجد من مسيرة كذاوكذا )
رواه أحمد ومسلم في الصحيح .
رواه أحمد ومسلم في الصحيح .
“Ada dua golongan penduduk neraka
yang belum aku melihat keduanya,
1)
Kaum yang membawa cemeti seperti
ekor sapi untuk mencambuk manusia [maksudnya penguasa yang dzalim],
2) Dan
perempuan-perempuan
yang berpakaian tapi telanjang, cenderung kepada kemaksiatan dan membuat orang lain juga cenderung kepada kemaksiatan. Kepala-kepala mereka seperti punuk-punuk unta yang berlenggak-lenggok. Mereka tidak masuk surga dan tidak mencium bau wanginya. Padahal bau wangi surga itu tercium dari jarak perjalanan
sekian dan sekian waktu [jarak jauh sekali]”.
yang berpakaian tapi telanjang, cenderung kepada kemaksiatan dan membuat orang lain juga cenderung kepada kemaksiatan. Kepala-kepala mereka seperti punuk-punuk unta yang berlenggak-lenggok. Mereka tidak masuk surga dan tidak mencium bau wanginya. Padahal bau wangi surga itu tercium dari jarak perjalanan
sekian dan sekian waktu [jarak jauh sekali]”.
(HR. Muslim dan yang lain).
Penjelasan Hadits Menurut Para
Ulama:
Imam An Nawawi dalam Syarh-nya atas kitab Shahih Muslim berkata:
“Hadis ini
merupakan salah satu mukjizat Rasulullah Shallallahu ’Alaihi Wa ‘Ala Alihi Wa
Sallam. Apa yang telah beliau kabarkan kini telah terjadi…
Adapun
“berpakaian tapi telanjang”, maka ia memiliki beberapa sisi pengertian.
Pertama,
artinya adalah mengenakan nikmat-nikmat Allah namun telanjang dari bersyukur
kepada-Nya.
Kedua,
mengenakan pakaian namun telanjang dari perbuatan baik dan memperhatikan
akhirat serta menjaga ketaatan.
Ketiga,
yang menyingkap sebagian tubuhnya untuk memperlihatkan keindahannya, mereka
itulah wanita yang berpakaian namun telanjang.
Keempat,
yang mengenakan pakaian tipis sehingga menampakkan bagian dalamnya, berpakaian
namun telanjang dalam satu makna.
Sedangkan
“maa`ilaatun mumiilaatun”, maka ada yang mengatakan: menyimpang dari ketaatan
kepada Allah dan apa-apa yang seharusnya mereka perbuat, seperti menjaga
kemaluan dan sebagainya.
“Mumiilaat”
artinya mengajarkan perempuan-perempuan yang lain untuk berbuat seperti yang
mereka lakukan.
Ada yang
mengatakan, “maa`ilaat” itu berlenggak-lenggok ketika berjalan, sambil
menggoyang-goyangkan pundak.
Ada yang
mengatakan, “maa`ilaat” adalah yang menyisir rambutnya dengan gaya condong ke
atas, yaitu model para pelacur yang telah mereka kenal.
“Mumiilaat”
yaitu yang menyisirkan rambut perempuan lain dengan gaya itu.
Ada yang
mengatakan, “maa`ilaat” maksudnya cenderung kepada laki-laki.
“Mumiilaat”
yaitu yang menggoda laki-laki dengan perhiasan yang mereka perlihatkan dan
sebagainya.
Adapun
“kepala-kepala mereka seperti punuk-punuk unta”, maknanya adalah mereka membuat
kepala mereka menjadi nampak besar dengan menggunakan kain kerudung atau
selempang dan lainnya yang digulung di atas kepala sehingga mirip dengan
punuk-punuk unta. Ini adalah penafsiran yang masyhur.
Al
Maaziri berkata: dan mungkin juga maknanya
adalah bahwa mereka itu sangat bernafsu untuk melihat laki-laki dan tidak
menundukkan pandangan dan kepala mereka.
Sedang Al
Qoodhiy memilih penafsiran bahwa itu adalah yang menyisir rambutnya dengan
gaya condong ke atas. Ia berkata: yaitu dengan memilin rambut dan mengikatnya
ke atas kemudian menyatukannya di tengah-tengah kepala sehingga menjadi seperti
punuk-punuk unta.
Lalu ia
berkata: ini menunjukkan bahwa maksud perumpamaan dengan punuk-punuk unta
adalah karena tingginya rambut di atas kepala mereka, dengan dikumpulkannya
rambut di atas kepala kemudian dipilin sehingga rambut itu berlenggak-lenggok
ke kiri dan ke kanan kepala.
Maksud
dari hadits “kepala mereka seperti punuk onta”, adalah wanita yang menguncir
atau menggulung rambutnya sehingga tampak sebuah benjolan di bagian belakang
kepala dan tampak dari balik hijabnya .
Ancaman
yang sangat keras bagi setiap wanita yang keluar rumah menonjolkan rambut yang
tersembunyi di balik hijabnnya dengan ancaman tidak dapat mencium bau wangi
surga, padahal bau wangi surga bisa dicium dari jarak yang sangat jauh.
Apabila
telah ada ketetapan dari Allah baik berupa perintah atau pun larangan, maka
seorang mukmin tidak perlu berpikir-pikir lagi atau mencari alternatif yang
lain. Terima dengan sepenuh hati terhadap apa yang ditetapkan Allah tersebut
dalam segala permasalahan hidup.
“Dan
tidakkah patut bagi laki-laki yang mu’min dan tidak (pula) bagi perempuan yang
mu’min, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan
ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barang siapa
mendurhakai Allah dan Rasul-Nya, maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang
nyata.” [QS. Al-Ahzab: 36 ]
“ Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah
orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya kemudian mereka tidak
ragu-ragu ..”
[Q.S. Al Hujaraat : 15]
Kalau kita
cermati dengan seksama maka akan jelas sekali bahwa saat ini banyak kaum wanita
yang telah melakukan apa yang dikabarkan oleh Rasulullah Shallallahu ’Alaihi Wa
‘Ala Alihi Wa Sallam dalam hadits tersebut, yaitu memakai jilbab yang dibentuk
sehingga mirip punuk onta. Kalau berjilbab seperti ini saja tidak masuk surga,
bagaimana pula yang tidak berjilbab?
Inti dari
larangan dalam hadits tersebut adalah bertabarruj, yaitu keluar rumah dengan berdandan
yang melanggar aturan syari’at dan berjilbab yang tidak benar sebagaimana
firman Allah:
“dan
hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu
(bertabarruj) berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang
dahulu“. (QS. Al-Ahzaab: 33).
Adapun ketika dirumah dan dihadapan suami, maka para isteri
diperbolehkan berdandan dengan cara apa saja yang menarik hati suaminya, bahkan
tanpa mengenakan sehelai kainpun juga boleh, tidak haram, bahkan berpahala.
Gambar contoh wanita berhijab punuk
onta :
Semoga bermanfaat …………………… :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar